donor-darah-gif

Berapa banyak golongan darah manusia? Mungkin kita semua sudah mengetahui ada golongan darah A, B, AB, dan O. Tapi, kenapa golongan darah manusia itu harus berbeda? Padahal warnanya sama.

Jadi, sebelum abad ke 20, para peneliti menduga bahwa seluruh manusia memiliki darah yang sama. Akibatnya, banyak orang yang meninggal akibat transfusi darah yang tidak sesuai dalam tubuh mereka. Kemudian, seorang peneliti bernama Karl Landsteiner, menemukan  bahwa ternyata darah manusia itu terbagi menjadi beberapa jenis, yang kemudian ia golongkan menjadi golongan A, B, dan O.

Secara umum, golongan darah kita bisa berbeda, karena sel darah kita memiliki sesuatu yang disebut sebagai “antigen”. Orang yang memiliki antigen A, akan memiliki golongan darah A. Orang yang memiliki antigen B akan memiliki golongan darah B. Orang yang memiliki antigen A dan B, akan memiliki golongan darah AB. Dan orang yang tidak memiliki antigen A dan B, akan memiliki golongan darah O.

Sistem imun atau antibodi kita, kemudian akan membaca antigen di sel darah kita ini. Jika antibodi kita menemukan sel darah yang sifatnya berbeda dengan sel darah asli kita, maka antibodi kita akan menganggap darah tersebut sebagai objek yang membahayakan tubuh dan akan melawannya. Reaksi perlawanan ini akan menimbulkan penggumpalan darah dan dapat mengakibatkan kematian.

Tetapi, golongan darah tak terbatas hanya pada empat golongan saja. Golongan darah kita ini sebenarnya juga memiliki tanda positif atau negatif. Tanda positif atau negatif ini, menandakan “Rhesus factor” dalam darah kita. Sama halnya seperti antigen, orang yang memiliki Rhesus (A+, B+,dll), darahnya tak akan diterima oleh orang yang tidak memiliki Rhesus, karena rhesus tersebut akan diidentifikasikan sebagai objek yang berbahaya oleh antibodi kita.

Sumber : kokbisachannel